Langsung ke konten utama

Menjadi Mental Anak Rumahan





Kesel sih sama perilaku jelek yang baru-baru ini malah makin kepupuk. Nggak baru-baru amat sih, tepatnya sejak memutuskan untuk resign dari tempat kerja. Sejak itu jadi nggak punya jadwal aktivitas pasti, waktu banyak dihabiskan di rumah. Kerjanya pun mulai sore hari (bimbel), jadi hampir setengah hari di rumah. Dan nggak ngapa-ngapain. Beberes, jaga toko, tapi lebih banyakan tidur siang. Hah, nggak faedah kan ya. Sebenarnya punya daftar produktif pribadi setiap hari, tapi nggak terlaksana. Antara akunya yang suka molor-molorin waktu dan bibit kemalasan makin menjalar.
Hal itulah yang menyebabkan mental anak rumahan di aku makin kepupuk. Karena banyak waktu dihabiskan di rumah, akibatnya aku jadi males keluar rumah. Males bersosialisasi dengan orang kecuali temen deket aku aja. Aku malah semakin membatasi berinteraksi dengan orang lain. Di tempat kerja misalnya, aku jarang ngobrol sama kawan kerja. Kalau urusan ngajar udah beres ya pulang aja. Sebenarnya masalah membatasi diri ini sudah timbul sejak aku kerja tahun lalu. Aku memang tak ingin terlalu kenal dengan  orang, dimaksudkan dekat. Sewajarnya saja berinteraksi. Lebih baik mempertahankan hubungan pertemanan yang ada daripada membuka diri untuk orang baru yang belum tentu dia ataupun kita paham satu sama lain.
Selain itu, aku jadi males banget buat keluar kalau nggak pengen-pengen banget dan nggak penting. Biasanya aku paling demen diajak jajan di luar, tapi ketika hati ini nggak ingin ya nggak bakal berangkat. Lebih baik menghabiskan waktu di rumah, ya walau belum tentu baik-baik gitu aktivitas di rumah. Monoton kan? tapi aku suka, aku nyaman di rumah, makin males deh keluar rumah. Kalau aku nggak kepengen ya nggak bakal mau keluar. Terkadang mau berangkat kerja aja males banget, bener males. Terkadang kalau ada jadwal dadakan dan akunya lagi males, aku nggak bakal terima. Nggak baik jangan ditiru.
Aku nggak nyangka juga sih perilaku buruk alias cemen ini nempel banget di aku. Kek nggak mau susah gitu, kek nggak mau aja ketemu dengan orang-orang baru (temen aja masih suka aku cuekin), pun nggak pengen aja keluar dari zona nyaman. Rasanya aku yang dulu, yang nggak bisa diem jadi terpuruk akannya. Curhatan ini sesadar-sadarnya sih, ngerti kalau hal ini nggak bisa dibiarin. Susah lo ngomongin diri sendiri daripada orang lain. Yang paling susah itu nasehatin diri sendiri. Apalagi kita nggak belajar berdamai dengan diri sendiri. Susah!
Semoga diriku yang berjiwa anak rumahan ini mulai bangkit. Semoga juga apa yang aku harapkan di pertengahan tahun ini mendapat ijabah dari Allah SWT. Mendapatkan ridho dari-Nya. Doanya diganti, yang awal semoga aku bisa, semoga apa yang aku minta terwujud diganti dengan semoga terbaik untuk diriku dan atas berkah Allah SWT.

Selamat menunaikan ibadah puasa temen-teman.

Komentar

  1. semangat saaay, semoga bisa keluar dari zona nyaman yang kurang baik ini :)

    BalasHapus
  2. ya Allah baru tahu mbak blogger cantik komentar 😊
    Mksh yaa mbak 😍 semngattt

    BalasHapus
  3. apapun itu pastilah ada titik jenuhnya, apalagi di rumah terus, yg tadinya selalu keluar kemudian situasi berubah 100%

    BalasHapus
  4. waahhh saya lagi ngalamin ini banget hehe dan belum nemu solusi

    BalasHapus
  5. gak apa2 gak keluar rumah.. asal jangan keluar duit

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertegur Sapa setelah Sekian Lama

  Mari kita buka lembaran baru!  Siang ini aku sedang berada di kedai kopi langgananku. Hampir setiap hari ke sini. Kalau ke sini pesannya itu-itu mulu, jarang ganti! Selain males mikir mau pesan apa, udah cocok sama menu itu aja. Cuma siang ini aku pesan menu yang udah lama banget enggak aku pesan. Ini pun dah lama banget enggak pesen si kopi satu ini. Beberapa waktu lalu suka pesen menu kopi ini untuk temen melek sih. Yap! Siang ini aku pesan es kopi hitam atau black coffee ice. Ide terbesit ketika berada di kendaraan mikir pen seger-seger gitu. Yaudah pesen ini aja!  Oke kembali ke pernyataan awalku, "Mari kita buka lembaran baru!" Tepatnya sih "aku". Setelah setahun lebih enggak ngeblog, aku mulai dengan tulisan pendek ini ya! Aku memutuskan untuk ngeblog di tempat lain atau di sini ya? Ketika tulisan ini aku buat, aku masih bingung mau unggah di mana. Blogku berdomain sudah hangus sejak tahun lalu. Ketika aku memutuskan untuk enggak memperpanjang domain.  Yap!

Keputusan Terbaik untuk Kembali ke Dunia Bloger

  Memutuskan untuk menulis di blog merupakan satu dari keputusan di hidupku yang aku syukuri. Sudah lama ingin aktif kembali di dunia blogger ini. Setelah setahun lebih aku hanya fokus dengan agenda menulisku di platform lain bahkan porsi terbesarku menulis untuk sebuah pekerjaan. Padahal dulunya aku sering menuliskan hal apapun di blog. Apa yang aku suka dan gemari, ulasan (pribadi dan pekerjaan) pengalamanku, bahkan sampai curhatan.  Bahkan aku menerima beberapa pekerjaan lewat blogku setelah aku mulai aktif dan menekuninya di tahun 2017 an. Sungguh sayang blog yang aku bangun dan rawat dari tahun itu terpaksa harus hangus. Bahkan pula aku berikan tempat bernaung yang layak. Teringat, aku menyisihkan uangku dari hasil nulis artikel di media traveling lokal untuk membeli domain. Memang enggak murah, tapi aku masih ingat betul rasanya. Puas banget bisa memberi rumah blogku kala iti dengan jerih payah dari nulis juga. Setiap tahunnya pun aku masih rajin memperpanjang domain.  Aku masih

Hari Ini Bercerita

  Awalnya sih enggak kepengen nulis, tapi karena kebetulan buka laptop yaudahlah ya sekalian! Sekalian menumpahkan unek-unek di hati dan pikiran karena dah lumayan penuh ya bund!  Salah satunya nih! Tadi di sekolah aku dapat celetukan gini “Jangan Bu, jangan mau jadi mertuanya Bu Vera! Nanti apa-apa ditulis di sosmed, kan suka curhat di sosmed dia!” Dan apa reaksiku? Langsung berubah mukaku, lebih syok gitu! Tahan-tahan mukanya jangan kelihatan sakit hatinya, batinku. Huaaa langsung down seketika itu juga. Langsung tetiba nyalahin diri sendiri dan bergumam dalam hati mengiyakan “Mana aku suka curhat lagi di twitter!” “Salah ya?” Tetiba runtuh aja. Kek mau nampelin omongannya tuh enggak ada daya, tapi kalau diem kerasa banget sakit hatinya. Huaaaa!!!  Memang hampir setiap hari aku bakalan nulis apapun di twitter. Memang bener kata orang-orang tuh, si twitter tuh tempatnya sambat. Enggak tahu kenapa aku lebih bisa jujur di sana. Lebih nyaman cerita dan tentunya sambat.  Numpahin isi ha