Nggak boleh kalah sama sakit..
Dikira sakit aku parah kali yaa..
Tapi memang semenjak beberapa hari ini sakit, bawaannya malas. Nggak ada tenaga, daya, dan upaya.
Maunya curhat di blog satunya, tapi malu buat nongol dengan segudang curhat. Jadi setelah konfirmasi kemarin, aku putuskan untuk bernano-nano curhatnya pindah di blog ini aja. Lumayan, biar keurus juga ini blog.
Semenjak sakit, yang sudah aku tahu gejalanya hari jumat itu, aku merasa kalah sama keadaan. Maunya tiduran mulu, rebahan di karus, dan nggak mau keluar kamar. Udah gitu bawaannya juga kepengen dimaja. Memang udah lama nggak sakit, jadi ini berasa banget ngeh-nya. Padahal mah cuma demam, penyakitnya anak TK kali yaa. Batuk, pilek, dan semacamnya. Tapi berasa gugur se-gugurnya. Mungkin ini adalah puncaknya, puncak dari huru hara minggu sebelumnya. Keknya juga, sakit ini susah sembuh karena yang sakit bukan cuma badan aja tapi pikiran. Entahlah... Semoga benar, dalam sakit ini bisa merontokkan sedik demi sedikit dosaku. Aamiin
Ok segala kemalasan dan kemanjaan itu aku jelaskan satu-satu...
Mulai dari malas keluar kamar, pengennya tiduran terus. Tapi kok pusing ya mau tidur mulu. Jenuh, tapi ya gitu mager. Ah kebanyakan tapi keles. Kamar yang selalu tampil kece harus rela berantakan. Kasur kek kapal pecah karena aku tidurnya macem baling-baling, gulingan semaunya gue. Boro-boro beberes rumah, kamar aja nggak aku gubris alias pedulikan.
Mainan hp mulu. Padahal pusing banget natap layar. Tapi nggak ada pilihan, nggak ada hiburan.Macam orang kesepian, ya itu aku sih. Kalau nggak gitu ya ngelamun-ngelamun aja sesuka jidat. Udah kek orang penting aja mikiri negara, eh mikir hidup. Salah satu kelemahan aku ya gitu, memikirkan hal yang belum tentu terjadi. Yang otomatis jadi penyakit otak!
Maunya diladenin. Ini sih setelah dua hari sakit, baru manjanya muncul. Mungkin nggak segera baikan jadi nangis deh, pengennya dimanja. Disediainlah apa-apa, padahal juga nggak butuh-butuh banget. Cuma minta perhatian gitu, nggak sadarlah udah 25 tahun gini masih ngerengek. Kok orang rumah biasa aja sama aku. Ya kali, kau cuma sakit receh gitu hikss.
Ujung-ujungnya nggak berangkat kerja. Nggak mau maksain diri, bahwa aku udah kuat beraktivitas, kalah sama keadaan. Maunya diem aja di rumah ee nyatanya nggak faedah sama sekali. Tahulah, kemalasan ini bertubi-tubi. Padahal kalau aku mau dan yakin, pasti sembuh walau aku ngelakuin banyak aktivitas.
Ah Vera!!!
Dikira sakit aku parah kali yaa..
Tapi memang semenjak beberapa hari ini sakit, bawaannya malas. Nggak ada tenaga, daya, dan upaya.
Maunya curhat di blog satunya, tapi malu buat nongol dengan segudang curhat. Jadi setelah konfirmasi kemarin, aku putuskan untuk bernano-nano curhatnya pindah di blog ini aja. Lumayan, biar keurus juga ini blog.
Semenjak sakit, yang sudah aku tahu gejalanya hari jumat itu, aku merasa kalah sama keadaan. Maunya tiduran mulu, rebahan di karus, dan nggak mau keluar kamar. Udah gitu bawaannya juga kepengen dimaja. Memang udah lama nggak sakit, jadi ini berasa banget ngeh-nya. Padahal mah cuma demam, penyakitnya anak TK kali yaa. Batuk, pilek, dan semacamnya. Tapi berasa gugur se-gugurnya. Mungkin ini adalah puncaknya, puncak dari huru hara minggu sebelumnya. Keknya juga, sakit ini susah sembuh karena yang sakit bukan cuma badan aja tapi pikiran. Entahlah... Semoga benar, dalam sakit ini bisa merontokkan sedik demi sedikit dosaku. Aamiin
Ok segala kemalasan dan kemanjaan itu aku jelaskan satu-satu...
Mulai dari malas keluar kamar, pengennya tiduran terus. Tapi kok pusing ya mau tidur mulu. Jenuh, tapi ya gitu mager. Ah kebanyakan tapi keles. Kamar yang selalu tampil kece harus rela berantakan. Kasur kek kapal pecah karena aku tidurnya macem baling-baling, gulingan semaunya gue. Boro-boro beberes rumah, kamar aja nggak aku gubris alias pedulikan.
Mainan hp mulu. Padahal pusing banget natap layar. Tapi nggak ada pilihan, nggak ada hiburan.Macam orang kesepian, ya itu aku sih. Kalau nggak gitu ya ngelamun-ngelamun aja sesuka jidat. Udah kek orang penting aja mikiri negara, eh mikir hidup. Salah satu kelemahan aku ya gitu, memikirkan hal yang belum tentu terjadi. Yang otomatis jadi penyakit otak!
Maunya diladenin. Ini sih setelah dua hari sakit, baru manjanya muncul. Mungkin nggak segera baikan jadi nangis deh, pengennya dimanja. Disediainlah apa-apa, padahal juga nggak butuh-butuh banget. Cuma minta perhatian gitu, nggak sadarlah udah 25 tahun gini masih ngerengek. Kok orang rumah biasa aja sama aku. Ya kali, kau cuma sakit receh gitu hikss.
Ujung-ujungnya nggak berangkat kerja. Nggak mau maksain diri, bahwa aku udah kuat beraktivitas, kalah sama keadaan. Maunya diem aja di rumah ee nyatanya nggak faedah sama sekali. Tahulah, kemalasan ini bertubi-tubi. Padahal kalau aku mau dan yakin, pasti sembuh walau aku ngelakuin banyak aktivitas.
Ah Vera!!!
Komentar
Posting Komentar