Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Menjadi Mental Anak Rumahan

Kesel sih sama perilaku jelek yang baru-baru ini malah makin kepupuk. Nggak baru-baru amat sih, tepatnya sejak memutuskan untuk resign dari tempat kerja. Sejak itu jadi nggak punya jadwal aktivitas pasti, waktu banyak dihabiskan di rumah. Kerjanya pun mulai sore hari (bimbel), jadi hampir setengah hari di rumah. Dan nggak ngapa-ngapain. Beberes, jaga toko, tapi lebih banyakan tidur siang. Hah, nggak faedah kan ya. Sebenarnya punya daftar produktif pribadi setiap hari, tapi nggak terlaksana. Antara akunya yang suka molor-molorin waktu dan bibit kemalasan makin menjalar. Hal itulah yang menyebabkan mental anak rumahan di aku makin kepupuk. Karena banyak waktu dihabiskan di rumah, akibatnya aku jadi males keluar rumah. Males bersosialisasi dengan orang kecuali temen deket aku aja. Aku malah semakin membatasi berinteraksi dengan orang lain. Di tempat kerja misalnya, aku jarang ngobrol sama kawan kerja. Kalau urusan ngajar udah beres ya pulang aja. Sebenarnya masalah membatasi dir

Melangkah untuk Lembaran Baru

Alhamdulillah ... Oh ya, jika kalian pembaca mampir atau pembaca sengaja mampir, kalau kalian udah nggak ngeh sama tulisan ini boleh kok di-skip. Tulisan ini nggak akan jauh-jauh dari curhatan kemarin. Jadi mohon maaf aja pasti banyak curhat di blog ini. Jika kalian meminta lebih, boleh ke blog ku satunya. Eee tapi juga nggak jauh-jauh beda hehe. Cuma di sini lebih menye-menye aja. Selesai! Aku nggak pernah ngerasa selega ini dari kejadian kemarin. Kemarin beban serasa masih nempel, nggak bisa lepas. Sampai semalam ada salah satu mimpi yang aku ingat, hingga sebangun dari tidur aku terkulai lemas. Tak sengaja juga meneteskan air mata. Yah, memang depannya aja udah sehat tapi hati sama pikiran nggak bisa bohong. Ya Allah, belajar ikhlas itu memang susah. Kudu dilatih! Keputusan sudah aku ambil di hari kemarin juga. Jadi ini adalah bentuk nggak menyerahnya aku sama keadaan. Yah bismillah saja.... Dari dulu ketika aku punya harapan, aku memang berambisi untuk mewujudkannya. Jika kalia

Bismillah Kesempatan Kedua

Jangan ditanya deh rasanya... Sebenarnya udah nggak pengen ngungkit, nggak pengen lagi larut sama kejadian semalam, pun nggak pengen nangis. Kalau nangis udah yaa, nggak lagi. Tapi aku masih inget, masih terngiang tepatnya. Yah pliss jangan anggap aku lebay, tapi memang benar adanya sih. Aku belum bisa nerima kegagalan ini. Yah, ditambah aku sedang dapet (penyakit setiap bulan) jadi nambah-nambah. Campur aduk rasanya. Parahnya seharian ini aku cuma tidur aja, mengurung diri di kamar macem anak SMA. Parah bener, kek anak ABG aja. Nggak mood ngomong sama orang rumah, males aja pegang hape, bahkan paket data aku matiian, males aja bales chat temen padahal mereka juga nggak tahu. Hanya ada beberapa kawan saja yang tahu. Tapi rasanya, mereka semua tahu. Rasanya aku pengen aja enyah dan nggak mau huru-hara aja. Bukan rejekimu Ve. Disyukuri saja. Banyak yang melontarkah hal itu kepadaku (orang yang tahu akan hal yang terjadi padaku). Yah enak ya ngomong, tapi aku egois belum bisa mikir je

Sebuah Kegagalan yang Akan jadi Pembelajaran

Selang dua  jam lalu , saya menjadi orang yang benar-benar gagal. Sampai sekarang pun masih nggak bisa nerima. Nggak tahu harus gimana. Bawannya mewek, menyalahkan diri sendiri tepatnya. Bahkan terbesit pikiran buruk bahwa semua ini tak adil. Saya merasakan gagal yang luar biasa. Impian yang saya idam-idamkan seketika musnah setelah saya menatap lekat-lekat layar di ponsel. Bahkan, saya ulang-ulang masuk ke dalam akun itu. Tetap nggak berubah. Rasanya campur aduk, intinya saya gagal. Dan kegagalan ini yang membuat saya jatuh, hancur berkeping-keping harapan yang saya rajut. Entah, saya benar menjadi orang yang gagal. Mungkin jika ada yang baca tulisan ini menganggap saya terlalu lebay. Mendramatisir keadaan. Iya, saya sadari. Namun hati kecil saya tetap tidak bisa nerima. Tetap tidak bisa menetralkan segela campur aduk perasaan yang saya rasa.  Sebenarnya saya nggak ingin cerita lewat blog, takut malah memberikan konsumsi tulisan yang nggak baik. Nggak patut dibaca. Tapi, saya mau g

Sebuah Perkenalan

Saya terbilang newbie di blog ini. Jikalau masalah nulis gado-gado alias curhat blog ini menjadi rumah pertama saya.  Jadi begini, dalam tulisan ini saya ingin membuat sebuah perkenalan singkat untuk teman-teman yang sengaja atau bahkan terdampar di blog ini, kemudian mengikuti. Jujur saja, saya belum bisa ngutak ngantik blog ini sedemikian rupa seperti blog-blog kebanyakan. Alhasil monoton saja, yang hanya terpampang jelas bahwa Sugar ini milik saya. Milik seorang perempuan kecil (badannya) bernama Vera. Saya juga baru aktif kembali di blog ini. Ini adalah blog keberapa ya, saya lupa.  Soalnya saya sempat berganti-ganti alamat hehe . Katakanlah ini blog pertama saya yang sedikit saya urus semenjak kuliah. Okee mungkin penjelasan singkat mengenai blog segitu dulu. Jadi saya perkenalkan saja diri saja. Bdw, saya nggak bisa buat kolom perkenalan diri di media blogspot ini, yah alhasil saya buat tulisan perkenalan. Beberapa hari ini saya menemukan beberapa tulisan random di medi

Curhat Lepas

Curhat lepas! Rasanya walaupun curhat di blog tetap ada hal yang nggak bisa aku curahkan seluruhnya. Selain privasi, aku merasa mereka tidak perlu mengonsumsi kehidupanku. Namun, dari hati keinginan untuk menulis dalam blog tetap kekeh. Bulet! Karena nggak selamanya bisa diceritakan dengan teman, mau cerita ke ortu juga ngerasa nggak nyaman karena nggak terbiasa. Akhirnya aku memutuskan untuk mengaktifkan blog ini. Aku ingin blak-blakan aja di blog ini. Bebas! Bebas menghujat! Bukan menghujat orang, namun menghujat isi hati ke blog ini. Lagian aku nggak follow siapapun di blog ini. Lebih privasi, ya aku mencoba mencurahkan semua di sini. Yang banyak orang nggak tahu, apa sih yang aku rasakan, yang aku keluhkan, dan semua uneg-uneg aku tuangkan di sini. Okee .... Sudah cukup basa-basinya.... Jadi inisiatif dituliskan ocehan kali ini gara-gara aku baru baca tulisan salah satu blogger, yang lagi-lagi aku nemu secara random. Aku lebih suka baca kisah-kisah keseharian blogger yang aku t

Curhat Blog

Nggak mau tidur. Aku nggak mau ninggalin kesenangan ini... Aku nemu blog-blog unyu, blog-blog kece, blog-blog asyiklah. Bikin betah bacanya. Tampilan blog dari awal udah menarik. Dari konten yang mereka tawarkan juga menarik. Terlepas dari WordPress, aku nemunya dengan domain blogspot. Ah, gini rasanya sehabis blogwalking tulisan mereka, jadi minder sama tulisan sendiri. Berasa receh, kecil banget, remeh banget tulisan-tulisanku. Tapi di sisi lain nggak mau kalah. Bukan mau ngajak berantem, lebih tepatnya pengen juga punya blog keren macam mereka. Hah harus banyak belajar. Jam terbang ditambah. Tolong dong aku diendorse biar tambah semangat nulisnya #ngarep. Candu! Bener deh, nulis itu candu. Blogwalking itu candu. Buktinya dengan mata yang udah banyak protes, aku tetap aja kekeh melek. Ibaratnya lagi asyik-asyik lihat cowok berkotak-kotak di perutnya udah disuruh pulang sama emak buat angkat jemuran. Bete!!!! Mau diapakan ya blog ini selanjutnya?? Masa depan kek gimana untuk blog i

Beban Mental

Sudah ku buka leptop, siap menuliskan ide-ide tulisan yang muncul di benak. Aku konsep dalam benak, tinggal dituangkan dalam sebuah tulisan. Namun, sekian menit ini ada rasa jengkel, sakit, kesal yang ingin aku utarakan lebih dulu pada tulisan ini.  Hati ini tersayat, perasaan ini rapuh,  bukan hal yang mudah mendengar hujatan. Sensitif! Rapuh! Sakit, berkata demikian memang menyesakkan dada. Mulut tidak bisa dikondiskan, asal ngomong, asal jeplak, asal cat-cut, nggak pernah mikir efek buruknya terhadap orang yang dihujat demikian. Penghakiman lewat mulut lebih kejam daripada fisik. Fisik memang sakit, lebam iya, gosong iya. Beberapa hari atau minggu kemudian pasti bakal sembuh. Obatnya mudah didapat, asal rajin berobat pun nggak apa. Namun? sakit karena hujatan lisan itu lebih membekas. Sakitnya tiada tara, sakitnya berefek menjalar. Sembuhnya lama....  Sakit....  Ya sakit.....  Benar-benar menyesakkan....  Dikira bisa nahan, tahan banting...  Nggaklah.....!!!  Mas

Suara Hati Lewat Tulisan

Blog ini serasa buku diary. Tak berjumpa sehari ada rasa rindu. Rindu merangkai kata sebagai wujud luapan hati. Saya kadang ingin menulis, tapi nggak tahu harus nulis apa. Kepengen banget nulis, pengen banget menari di atas keyboard. Namun, tak kunjung sebuah ide hinggap. Kadang kalau nggak itu random aja yang ketulis. Seperti sekarang, saya sedang duduk bermain dengan ponsel ini. Saya nggak lagi chat atau main sosial media. Ya ini saya lagi nulis. Saya bosan hanya menunggu dengan tak melakukan apa-apa. Saya juga sedang nggak bawa buku, alhasil ya milih ini aja. Mau blogwalking saya juga lagi malas. Saya punya harapan sih, kalau tulisan-tulisan saya nantinya bisa dibaca orang-orang terdekat saya. Saya kepengen mereka sedikit tahu tentang saya. Hal yang jarang saya utarakan kepada orang-orang. Kecuali orang-orang terdekat. Ya begitulan pikiran random.... Selain itu, saya makin butuh banget sama curhat. Biasanya saya kan curhat sama temen, tapi waktu bersua itu jarang. Sedangkan say

Sadar

Hallo, rasanya syah-syah aja gitu curhat di blog ini. Lega.... Sudah 3 bulan lebih aku banyak menghabiskan waktu di rumah. Jika kalian pembaca setia (siapa juga) paham betul apa aja kegiatanku sekarang. Dalam 3 bulan ini banyak pelajaran hidup yang aku ambil. Pelajaran yang aku petik. Nahan emosi, sabar, plus mensyukuri hidup ini. Walau masih perlu banyak belajar dan berproses. Kalau pikiran egoisku sih, ini adalah bukti pelampiasan dari suatu hal. Gini deh, dulunya kerja dari pagi pulang-pulang selepas asyar kalau nggak gitu masih ngelesi sampai malam. Sekarang banyak waktu luang,  ini sebagai jalan pelampiasan. Malas-malasan di rumah, banyakin tidur haha. Rasanya lega, rasanya senang punya banyak waktu di rumah. Tapi, sungkan seakan menjadi sampah rumah tangga. Seorang sarjana harus rela nganggur. Awal-awal stres, jawab pertanyaan orang males. Aku juga tahu orang rumah pasti ngerasa gimana gitu. Alhamdulillah sekarang udah biasa aja. Wes benelah gitu. Oke okee gini.... Ya memang

Cuap

Aku semakin nyaman berceloteh pada blog ini. Selain privasiku lebih terjaga, teman di blog sebelumnya juga nggak akan merasa terganggu dengan kelabilanku. Aku sendiri juga ingin menata ulang, bahwa blog satunya murni untuk menyajikan informasi atau pengetahuan hehe. Semoga konsisten. Jadi hari ini aku sudah memulai aktivitas kembali. Walau ada beberapa kejadian yang sempat buatu sempat nyerah lagi. Nyerah mau tidur aja di kamar terus, mau istirahat aja seminggu ini. Bangun tidur siang tadi, badanku masih sedikit panas. Mau bangun kok ya malas, tapi udah ada jadwal. Mau keramas, tapi takut tambah nggak enak badan. Nggak jadi keramas, nggak jadi makan juga,  yang awalnya laper benget. Udah gitu ngeluarin montor pakai tangan kesenggol pintu. Sakit banget. Selang beberapa menit, setelahnya aku jatuh dari montor. Itu depan rumah becek banget, hujan juga masih turun rintik-rintik. Sakit juga, mayan. Badan belum pulih bener, emang nggak boleh dimanjain. Masih batuk, rada pegel badanku. Suar

Sakit yang Manja

Nggak boleh kalah sama sakit..  Dikira sakit aku parah kali yaa..  Tapi memang semenjak beberapa hari ini sakit, bawaannya malas. Nggak ada tenaga, daya, dan upaya. Maunya curhat di blog satunya, tapi malu buat nongol dengan segudang curhat. Jadi setelah konfirmasi kemarin, aku putuskan untuk bernano-nano curhatnya pindah di blog ini aja. Lumayan, biar keurus juga ini blog. Semenjak sakit, yang sudah aku tahu gejalanya hari jumat itu, aku merasa kalah sama keadaan. Maunya tiduran mulu, rebahan di karus, dan nggak mau keluar kamar. Udah gitu bawaannya juga kepengen dimaja. Memang udah lama nggak sakit, jadi ini berasa banget ngeh-nya. Padahal mah cuma demam, penyakitnya anak TK kali yaa. Batuk, pilek, dan semacamnya. Tapi berasa gugur se-gugurnya. Mungkin ini adalah puncaknya, puncak dari huru hara minggu sebelumnya. Keknya juga, sakit ini susah sembuh karena yang sakit bukan cuma badan aja tapi pikiran. Entahlah... Semoga benar, dalam sakit ini bisa merontokkan sedik demi sedi