Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Kamu Perlu Kasih Jeda ke Dia

Sumber : rahasiagadis  Ngomong-ngomong kek buat orang spesial baca pacar atau gebetan gitu ya. Padahal mah enggak! Aku tuh beberapa tahun ini belajar banget buat bersikap normal untuk sebuah ikatan pertemanan atau persahabatan. Aku adalah tipe yang kalau dalam hubungan kekasih biasa disebut over protektif . Kecemburuan sosial masalah pertemenan, gampang baper alias baper maksimal.   Kalau temen gini, aku suka mikir kek gini. Suka gampang perasaan pokoknya. Kalau temen lagi sama temen lain, kadang juga nggak suka. Kalau si temen diem, aku banyak ngerasa ada apa-apa sama aku. Kek gitulah, ketakutan yang selamanya begitu. Tapi, kadang kata hatiku berkata benar. Dulu semasa kos si temen marah sama aku dan aku ngerasa itu ke aku. Nah, ternyata emang benar. Sumber : rahasiagadis  Aku lebih suka mikir soal temen daripada hati buat gebetan. Secara aku nggak pernah pacaran, jadi nggak ada riwayat mikir soal cinta. Paling baper sendiri karena di-phpin orang atau sok tersakiti. Ok

Oke Bersiap Gebrakan Baru

Setelah kemarin curhat di twitter awal kali mencetuskan seleksi diksi, sekarang aku lagi duduk di depan laptop di sebuah kedai kopi. Ya Allah ini tesis nggak disentuh sama sekali, malah kesentuh soal kerjaan, dasar Vera! Nah rencana emang aku buatin blog maunya sih web, tapi ingat kemampuan belum sampai di situ. Kepengen ngembangin dari awal biar lebih kelihatan niat gitu. Kadang jelasin lewat chat males juga jika ada klien yang tanya-tanya, setidaknya dengan blog mereka bisa baca penjelasan singkat Seleksi Diksi di situ. Karena lama kelamaan aku mulai menyadari ternyata aku emang segitu tertariknya dengan nulis, jadi nggak ada salahnya disalurkan untuk hal yang berguna eeh kasih pendapatan juga ke aku. Lagian dengan ini juga aku lebih maksimal ngasah kemapuanku di bidang nulis. Kalau suruh nulis fiksi emang aku tuh lemah banget, hampir nggak bisa malah walau jurusan bahasa Indonesia nyatanya nggak semudah yang banyak orang pikirkan. Ini mungkin yang dinamakan usaha dari awal, se

Hhhhhhh

Jujur, jujur ajah, aku tuh sebenarnya nggak bisa dibentak. Nggak suka dibentak! Kali ini pembahasan random karena aku ngerasa sedikit sakit hati saja. Yah nggak tahu yang salah siapa, yang salah aku. Udah jelas gitu ajah! puas?  Nggak usah perhatian muluk-muluk ke orang Ve. Toh mereka juga nggak butuh, risih sama kamu. Kamu tuh diem ajah, nggak usah petingkah. Mau itu temen deketmu, nggak usah deh! sifat mereka yang nggak mau tahu, maunya enak doang tuh ada dalam diri mereka. Udah nggak usah petingkah! Niat hati perhatian ke temen, ya mungkin caranya ajah yang salah dengan berondong chat. Tapi, apa salahnya membalas dengan satu kata atau satu kalimat tanpa harus aku ulangi chat yang sama, tanpa haru aku berondong banyak chat, sekedar dibalas aku sedang sibuk itu sajah sudah cukup. Apa harus menunggu aku buat jengkel ke dia baru dia mau balas? ujungnya pasti yang kena salah aku, terkesan salah dan nggak bener adalah aku!  Yah, nggak ada waktu buat bales saking sibuknya

Sebuah Dilema

Dari lulus S1 dulu dilema mau kerja di mana udah jadi beban pikiranku. Setiap sekolah sudah aku datangi untuk melamar kerjaan entah itu mereka buka lowongan guru atau nggak. Memang betul, hidup kita tidak berakhir dari lulus sidang sampai ke wisuda. Justru setelah kita lulus itu berarti awal mula kita dalam menapaki hidup selanjutnya. Apalagi dengan embel-embel sarjana, beban banget. Kuliah tinggi, kuliah lama dengan biaya yang nggak sedikit, kita harus benar mengejar apa yang dinamakan pekerjaan. Ibarartnya menembus semua itu. Beban? Jelas! Terlebih ini adalah jalan yang kita ambil. Gunakan ijazahmu! Bolak-balik menaruh lamaran kerja sudah jadi kerjaanku dulunya. Sampai aku diterima kerja di sebuah sekolah beberapa bulan sebelum ijazahku turun. Yah, kalau memang rejeki tidak ke mana, mau kita kejar  kek apapun. Bersyukur, jelas. Masih ada yang kesulitan cari kerja selain aku. Tapi, memang jodoh nggak hanya seputar soal aku sama dia, soal kerjaanmu begitu. Memustuskan resig

Dilema Vera Si Boros

Ya Allah aku kemarin udah nulis soal ini, tinggal unggah ee nggak tahu kenapa kok filenya kosong. Ngambek jelas! Haha . . . Lagian laptop udah rewel, baiklah saatnya divaksin dulu biar kuat. Dari janji akan menulis setiap hari, berakhir menjadi sabuah janji palsu. Postingan ini akan menjadi postingan rapelan karena sering bolos beberapa hari ini. Kebetulan curhatan kali ini memang menghantuiku beberapa minggu ini.   Soal pekerjaan . . . Hampir satu tahun aku udah nggak kerja. Dimaksudkan kerja dengan jam pasti atau bisa dibilang telah menjadi rutinitas. Jujur, aku emang nggak punya pasokan pasti. Tapi. Alhamdulillah aku udah nggak pernah minta orang tua. Dalam arti merepotkan nenek,ibuk, ayah,dan semua keluarga besarku. Aku bersyukur, tahun kemaren aku banyak kirim tulisan dan punya uang saku sendiri. Walau nggak bisa konsisten dan mengandalkan dari nulis ajah. Bapak, yah Bapak hadir menutup itu semua. Walau aku nggak pernah minta, kalau dikirim yah dipakai. Walau awal k

S2 Rebahan

Sebenarnya aku  bikin catatan perjalanan tesis ini nggak ada yang wah gitu di postingannya. Ya cuma gitu-gitu doang hidupku. Kalau di bilang, kok aku sama sekali nggak bisa fokus sama tesis. Berusaha saja ... Jadi, aku sebenarnya bikin jadwal buat tesis ini. Tapi, jalan nggak jalan, banyak nggak jalannya haha. Tiap di rumah habis beberes gitu sebenarnya nggak ada kegiatan. Maunya produktif dengan nyentuh tesis, ta belajar, ta  baca buku, ta ngeblog untuk penyemangat buat nesis. Ya gitu, berakhir rebahan. Sebel sama diri sendiri sebenarnya. Nggak tahu kenapa esensi nesis ini beda dari skripsi 3 tahun lalu. Aku sendiri nggak tahu apa yang buatku nggak bisa fokus kek gini. Suedih, sebel, kesel, dongkol ya pada diri sendiri. Udah segini doang ....

Mulai dari Awal Itu Sulit

Hayolo Vera tahu-tahu udah bolos nulis di sini 2 hari. Kalau boleh jujur, aku suka nulis dan langsung posting. Jika harus nulis di word dulu, buka laptopnya gitu yang males. Halah alasan! Pokoknya gitu,,, biasanya kalau nggak lancar gini aku nggak lagi kos tapi di rumah. Dan saat ini bisa posting dobel berarti sedang berada di luar. Maklum manusia minim kuota. Oke kita mulai dari hari pertama yang ku tinggalkan.  13 Februari 2020  Tanggal 12 malam setelah siangnya divonis suruh ganti judul, aku malah ngelakuin hal lain sampai tidur dini hari. Aku gitu orangnya, nggak bisa langsung bisa ku evaluasi hasil bimbingan hari itu. Pasti cari pelampian lain supaya otakku tetap segar. Buruknya malah kebawa-bawa, nggak mikirin lagi, dasar! Duh aku mikir, nanti kalau udah baca catatan perjalanan tesis ini pasti ketawa sendiri dan malu-malu haha. Biarkan menjadi catatan pribadi ya. Malam  itu hanya tidur nggak lebih dari 3 jam dan harus bangun pagi karena balik ke Blitar. Karena sejuju

Ganti Judul Lagi

Ganti judul  . . . Masalah ini yang ku tahu nggak aku ajah yang ngalamin. Jadi, ya emang ini adalah bumbu polemik mahasiswa semester akhir. Jujur, mikir sih iya selesai bimbingan, tapi habis itu yang biasa aja. Mau uring-uringan juga buat apa. Justru tertolong sih kalau kataku dengan ganti judul yang ini walau harus observasi lagi dari awal.  Objekku emang diganti, tapi nggak masalah lah bismillah aja. Dari semalam aku berkutik sama tesis sih, terutama nyelesain bab 1. Terutama lagi nyusun spesifikasi produk karena penelitianku pengembangan dan bikin produk sebagai bahan ajar tapi berbasis media kek animasi gitu.  Kemarin aku sama temen ke Roemah Kantja, kafe yang juga masuk daftar tempat yang pengen ku kunjungi walau nggak sepecat itu juga terkabul. Kemarin setelah seharian di kos doang, emang seharusnya keluar kandang biar nggak stres sih haha alasan emangan! Asli rame banget di sana, aslinya sih nggak nyaman tapi ya lumayan malah bisa konsentrasi dan keburu ngerjai

Vera Memulai Kebiasaan Baik, Mengabadikan Momen Perjalanan Tesis

Kemarin . . .  Sedang bertukar kabar dengan sahabat. Dia ikut suami dan kembali tinggal di tempat kelahirannya. Entah sudah berapa lama kita tak berjumpa. Dulu, saya seperti belum bisa menerima karena semua telah berubah. Nggak bisa barengan lagi, waktu buat bersama jelas berkurang. Dia telah memiliki dunianya, kewajiban untuk keluarga. Itu sudah kewajiban, saya akan selalu mendoakan terbaik untuknya.  Kita hanya berkirim pesan, ingin berjumpa pun waktu sering tak tepat. Tak apa, kita saling mengerti.  Berbicara soal kehidupan pribadi, saya rasa dia sudah mapan. Istilahnya terjamin, seorang guru PNS dan sudah bersuami. Dan jelas, akan saya bandingan dengan diri ini. Masih kuliah, masih nyari mau apa diri ini Jujur udah lama nggak ngajar, saya kok pengen kerja di rumah ajah ya. Ngembangin nulis, tapi ya saya sadar blog masih seumur jagung, ikutan lomba saja juga jarang. Saya makin nggak pede nih ketemu orang, kecuali temen main. Sekarang kan saya lagi suka sama kopi,