Langsung ke konten utama

Kamu Perlu Kasih Jeda ke Dia




Ngomong-ngomong kek buat orang spesial baca pacar atau gebetan gitu ya. Padahal mah enggak! Aku tuh beberapa tahun ini belajar banget buat bersikap normal untuk sebuah ikatan pertemanan atau persahabatan. Aku adalah tipe yang kalau dalam hubungan kekasih biasa disebut over protektif. Kecemburuan sosial masalah pertemenan, gampang baper alias baper maksimal.  Kalau temen gini, aku suka mikir kek gini. Suka gampang perasaan pokoknya. Kalau temen lagi sama temen lain, kadang juga nggak suka. Kalau si temen diem, aku banyak ngerasa ada apa-apa sama aku. Kek gitulah, ketakutan yang selamanya begitu. Tapi, kadang kata hatiku berkata benar. Dulu semasa kos si temen marah sama aku dan aku ngerasa itu ke aku. Nah, ternyata emang benar.

Aku lebih suka mikir soal temen daripada hati buat gebetan. Secara aku nggak pernah pacaran, jadi nggak ada riwayat mikir soal cinta. Paling baper sendiri karena di-phpin orang atau sok tersakiti. Oke skip! Bukan ke situ arahnya!

Dulu yang benar-benar dekat, sekarang bisa kek nggak begitu kenal. Ngerasa canggung ketika jumpa, ngerasa sungkan buat mulai obrolan. Ada yang hilang begitu pula ada yang pergi. Sedih! Sanga sedih! Kita yang dulu begitu dekat, sekarang hanya sebatas membaca status masing-masing. 


Aku kerap memulai, kerap mengawali ketika setiap dari mereka nggak mau berusaha untuk mengalah misal menanyakan kabar. Aku yang selalu antusias buat bikin acara kumpul walau hanya ditanggepi wacana. Aku yang selalu khawatir, aku yang selalu perasaan, intinya aku yang selalu memulai. Tapi, semua itu bikin aku capek! Bikin sakit hati!

Kenapa harus aku yang mempertahankan? Sedangkan mereka hanya menunggu aba-aba?

Asli aku yang capek! Aku keras banget mikirnya! Aku capek terus-terusan baper, terus-terusan ngerasa takut buat kesalahan! Kayak gini sering bikin aku galau berkepanjangan, asli! 

Kenapa? Kenapa Vera nggak pernah bisa tegas? Kenapa Vera nggak pernah bisa cuek? Kenapa Vera nggak pernah ngerti kasih jeda buat teman? Kenapa Vera nggak belajar buat selalu berlaku individu? Kenapa Vera nggak mendem aja, kek angin lalu gitu lo! Nggak usah dibikin perasa, santuy! Jelasnya, nggak usah berlebih perhatian ke orang lain sedangkan mereka nggak pernah mikirin kamu.


Aku selalu sedih, capek ngegalau di saat seperti ini. Aku paling nggak bisa diem, kalau nggak langsung ngomong ke yang bersangkutan atau curhat ke temen lain. Pengen tahu apa yang sebenarnya terjadi, apakah benar yang ku khawatirkan. Ingin mendapat saran, komentar, dan mengeluarkan uneg-uneg. Nyesek tahu dipendem! 

Tapi, aku emang lagi belajar buat nggak cerita ke orang atau nekat tanya ke mereka. Dengan  nulis setidaknya bisa ngelonggarin beban di hati dan pikiran. Jujur aku sedih dan capek di keadaan demikian . . .


Mungkin benar, aku harus berpikir positif dan belajar memberikan jeda ke dia . . .




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertegur Sapa setelah Sekian Lama

  Mari kita buka lembaran baru!  Siang ini aku sedang berada di kedai kopi langgananku. Hampir setiap hari ke sini. Kalau ke sini pesannya itu-itu mulu, jarang ganti! Selain males mikir mau pesan apa, udah cocok sama menu itu aja. Cuma siang ini aku pesan menu yang udah lama banget enggak aku pesan. Ini pun dah lama banget enggak pesen si kopi satu ini. Beberapa waktu lalu suka pesen menu kopi ini untuk temen melek sih. Yap! Siang ini aku pesan es kopi hitam atau black coffee ice. Ide terbesit ketika berada di kendaraan mikir pen seger-seger gitu. Yaudah pesen ini aja!  Oke kembali ke pernyataan awalku, "Mari kita buka lembaran baru!" Tepatnya sih "aku". Setelah setahun lebih enggak ngeblog, aku mulai dengan tulisan pendek ini ya! Aku memutuskan untuk ngeblog di tempat lain atau di sini ya? Ketika tulisan ini aku buat, aku masih bingung mau unggah di mana. Blogku berdomain sudah hangus sejak tahun lalu. Ketika aku memutuskan untuk enggak memperpanjang domain.  Yap!

Keputusan Terbaik untuk Kembali ke Dunia Bloger

  Memutuskan untuk menulis di blog merupakan satu dari keputusan di hidupku yang aku syukuri. Sudah lama ingin aktif kembali di dunia blogger ini. Setelah setahun lebih aku hanya fokus dengan agenda menulisku di platform lain bahkan porsi terbesarku menulis untuk sebuah pekerjaan. Padahal dulunya aku sering menuliskan hal apapun di blog. Apa yang aku suka dan gemari, ulasan (pribadi dan pekerjaan) pengalamanku, bahkan sampai curhatan.  Bahkan aku menerima beberapa pekerjaan lewat blogku setelah aku mulai aktif dan menekuninya di tahun 2017 an. Sungguh sayang blog yang aku bangun dan rawat dari tahun itu terpaksa harus hangus. Bahkan pula aku berikan tempat bernaung yang layak. Teringat, aku menyisihkan uangku dari hasil nulis artikel di media traveling lokal untuk membeli domain. Memang enggak murah, tapi aku masih ingat betul rasanya. Puas banget bisa memberi rumah blogku kala iti dengan jerih payah dari nulis juga. Setiap tahunnya pun aku masih rajin memperpanjang domain.  Aku masih

Hari Ini Bercerita

  Awalnya sih enggak kepengen nulis, tapi karena kebetulan buka laptop yaudahlah ya sekalian! Sekalian menumpahkan unek-unek di hati dan pikiran karena dah lumayan penuh ya bund!  Salah satunya nih! Tadi di sekolah aku dapat celetukan gini “Jangan Bu, jangan mau jadi mertuanya Bu Vera! Nanti apa-apa ditulis di sosmed, kan suka curhat di sosmed dia!” Dan apa reaksiku? Langsung berubah mukaku, lebih syok gitu! Tahan-tahan mukanya jangan kelihatan sakit hatinya, batinku. Huaaa langsung down seketika itu juga. Langsung tetiba nyalahin diri sendiri dan bergumam dalam hati mengiyakan “Mana aku suka curhat lagi di twitter!” “Salah ya?” Tetiba runtuh aja. Kek mau nampelin omongannya tuh enggak ada daya, tapi kalau diem kerasa banget sakit hatinya. Huaaaa!!!  Memang hampir setiap hari aku bakalan nulis apapun di twitter. Memang bener kata orang-orang tuh, si twitter tuh tempatnya sambat. Enggak tahu kenapa aku lebih bisa jujur di sana. Lebih nyaman cerita dan tentunya sambat.  Numpahin isi ha