Langsung ke konten utama

Pernikahan Emang Nggak Sesederhana Ucapan



Keknya emang buku Sophia Mega "Mengapa Pernikahan Memuakkan"  jadi salah satu buku yang membekas di tahun ini ya. Sekali duduk juga bacanya langsung kelar. Cuma karena aku anaknya sekarang kek nggak bisa ngelakuin sesuatu lama-lama seperti halnya juga baca buku, jadi ya sebisanya alias semampunya aja buat ngehabisin bukunya. Mending baca dulu aja kesanku baca buku ini di blogku sebelah. Klik di sini aja, nggak pakai ribet kok hehe. 

Usia yang nggak bisa dikatakan muda ini emang rasanya gampang-gampang susah buat nyikapin sesuatu. Eh gimana? ada saatnya aku benar-benar bersyukur dan coba nerima keadaan, tapi ada kalanya juga rasanya kek ngerasa jatuh aja. Selingan nih, eee tapi kok aku malah tambah gendutan ya? Apakah aku benar-benar legowo menaruh apa-apa yang menjadi beban? Katanya sih kalau kita lebih legowo, lebih ayem bakalan makmur aja badannya. Katanya sih, tapi aku kek biasa aja gitu. Mungkin iya kali, aku lebih menerima keadaan apa pun itu. Bismillah aja semoga tetap sehat bugar dan waras. 

Di usia sekarang emang lebih banyak pertanyaan seputar "kapan nikah?" "mana pasangannya?" yang ditujukan kepadaku. Tapi, jujur aku makin bisa ngehendel sih alias nggak sebel dan gampang emosi. Emosi alias baper juga sesaat, kek nggak lama-lama. Sindiran halus juga sering aku timpali dengan guyonan lo, astaga naga. 

Aku kadang mikir dan heran sendiri, kek aku kok nggak ada semangat atau motivasi buat menikah ya? Kek lama-lama hidup aku makin santai. Mikir punya pasangan aja kek nggak sampai bikin aku puyeng dan galau berkepanjangan karena belum punya 'pacar', sedangkan pertanyaan dan sindiran halus ini emang benar adanya kalau usia ini udah nggak muda lagi. 

Dan ada perasaan nggak siap dan takut aja sih untuk menikah. Aku juga pernah berada pada fase, pen buru-buru nikah alias nikah muda. Astaga! Kek pasangan tuh udah ada dan enak aja di depan mata. Tapi, ngayal aja yang digedein. 

Terus makin ke sini, aku makin takut, ngerasa belum siap dan nggak tahu apa-apa soal pernikahan. Jujur nih, yang kuharapkan nih sekarang nemu pasangannya dulu. Ya kali nikah ama botol eh. Dan pasti penjajakan buat jadi sepasang sejoli eh, karena aku juga nggak mau baru kenal terus nikah. Itu aja udah kek menghabiskan banyak waktu, selain itu pikiran dan tenaga bakal terkuras di situ untuk tahu sama lain. 

Nanti kalau udah kelar baru mikirin yang namanya rumah tangga. Tapi, keknya emang nggak kelar di situ sih. Nikah emang bukan hanya urusan aku sama sang kekasih cieleh ya. Walau aku belum tahu ada apa di depan. Setelah riset dan setelah nonton atau baca beberapa pengalaman orang gitu., keknya banyak banget yang harus diterima dan diiyakan sama-sama alias menyamakan prinsip. Nggak hanya keinginan dan kesiapan hati buat menikah. Ya nggak ?

Belum lagi tetek bengek buat hari H pernikahan gitu ya. Katanya kehidupan sebenarnya nih adalah pernikahan itu sendiri heem bukan hanya sekedar kemeriahan pernikahan. Emang bener kata Mbak Pipit, justru pernikahan alias rumah tangga itulah sejatinya masalah baru dalam kehidupan. Bukannya aku nggak mau menikah sih, toh ya nggak menikah juga nggak masalah sih. Ya, enggak sampai ada pikiran segitu sih. Mau dan ingin menikah, tapi nggak tahu kapan dan nggak mau terburu-buru. 

Jujur lagi nih, aku juga belum punya persiapan tabungan buat nikah. Ini mungkin belum ada patner alias kawan hidup nanti ya. Jadi, kek nggak punya bayangan buat ke situ. Dan karena kutahu cari duwit itu nggak gampang, aku hanya mengidamkan akad aja gimana ? Tapi, aku juga yakin orang tua nggak bakal mau hanya demikian haha. Mendingan uangnya bisa buat kelangsungan hidupku selanjutnya nggak sih ? Atau orang tua nggak perlu keluar bajet buat pesta pernikahan untukkku, mahal-mahal lagi. Buat tabungan hari tua juga enakkan ya. 

Aku juga ngobrol sama temen kemarin, makin ke sini impian pernikahan seperti apa keknya berubah deh. Makin lama kita makin tahu siapa diri kita termasuk kemauan dan impian pernikahan seperti apa. Emang pernikahan tuh nggak sederhana sesuai ama basa-basi mereka, yang sekedar tanya doang tanpa benar-benar perhatian. Ya nggak sih ???

Tulisan ini bisa dibukak lagi ketika aku ada di babak baru atau kapan-kapan kalau aku maulah ya 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertegur Sapa setelah Sekian Lama

  Mari kita buka lembaran baru!  Siang ini aku sedang berada di kedai kopi langgananku. Hampir setiap hari ke sini. Kalau ke sini pesannya itu-itu mulu, jarang ganti! Selain males mikir mau pesan apa, udah cocok sama menu itu aja. Cuma siang ini aku pesan menu yang udah lama banget enggak aku pesan. Ini pun dah lama banget enggak pesen si kopi satu ini. Beberapa waktu lalu suka pesen menu kopi ini untuk temen melek sih. Yap! Siang ini aku pesan es kopi hitam atau black coffee ice. Ide terbesit ketika berada di kendaraan mikir pen seger-seger gitu. Yaudah pesen ini aja!  Oke kembali ke pernyataan awalku, "Mari kita buka lembaran baru!" Tepatnya sih "aku". Setelah setahun lebih enggak ngeblog, aku mulai dengan tulisan pendek ini ya! Aku memutuskan untuk ngeblog di tempat lain atau di sini ya? Ketika tulisan ini aku buat, aku masih bingung mau unggah di mana. Blogku berdomain sudah hangus sejak tahun lalu. Ketika aku memutuskan untuk enggak memperpanjang domain.  Yap!

Keputusan Terbaik untuk Kembali ke Dunia Bloger

  Memutuskan untuk menulis di blog merupakan satu dari keputusan di hidupku yang aku syukuri. Sudah lama ingin aktif kembali di dunia blogger ini. Setelah setahun lebih aku hanya fokus dengan agenda menulisku di platform lain bahkan porsi terbesarku menulis untuk sebuah pekerjaan. Padahal dulunya aku sering menuliskan hal apapun di blog. Apa yang aku suka dan gemari, ulasan (pribadi dan pekerjaan) pengalamanku, bahkan sampai curhatan.  Bahkan aku menerima beberapa pekerjaan lewat blogku setelah aku mulai aktif dan menekuninya di tahun 2017 an. Sungguh sayang blog yang aku bangun dan rawat dari tahun itu terpaksa harus hangus. Bahkan pula aku berikan tempat bernaung yang layak. Teringat, aku menyisihkan uangku dari hasil nulis artikel di media traveling lokal untuk membeli domain. Memang enggak murah, tapi aku masih ingat betul rasanya. Puas banget bisa memberi rumah blogku kala iti dengan jerih payah dari nulis juga. Setiap tahunnya pun aku masih rajin memperpanjang domain.  Aku masih

Hari Ini Bercerita

  Awalnya sih enggak kepengen nulis, tapi karena kebetulan buka laptop yaudahlah ya sekalian! Sekalian menumpahkan unek-unek di hati dan pikiran karena dah lumayan penuh ya bund!  Salah satunya nih! Tadi di sekolah aku dapat celetukan gini “Jangan Bu, jangan mau jadi mertuanya Bu Vera! Nanti apa-apa ditulis di sosmed, kan suka curhat di sosmed dia!” Dan apa reaksiku? Langsung berubah mukaku, lebih syok gitu! Tahan-tahan mukanya jangan kelihatan sakit hatinya, batinku. Huaaa langsung down seketika itu juga. Langsung tetiba nyalahin diri sendiri dan bergumam dalam hati mengiyakan “Mana aku suka curhat lagi di twitter!” “Salah ya?” Tetiba runtuh aja. Kek mau nampelin omongannya tuh enggak ada daya, tapi kalau diem kerasa banget sakit hatinya. Huaaaa!!!  Memang hampir setiap hari aku bakalan nulis apapun di twitter. Memang bener kata orang-orang tuh, si twitter tuh tempatnya sambat. Enggak tahu kenapa aku lebih bisa jujur di sana. Lebih nyaman cerita dan tentunya sambat.  Numpahin isi ha