Langsung ke konten utama

Soal Sebagian Krisis Diri





Tahun kedua aku sebagai mahasiswa magister di sebuah universitas negeri di Malang. Masih ku ingat betul bagaimana ujian keduaku berbuah hasil, yah akhirnya lolos. Gimana senengnya saat itu, nggak sabar memulai perkuliahan. Kalian tahu? Aku sempat sumpek hampir setahun kerja di instansi yang bikin aku nggak jadi diri sendiri. Duh kamu, baru lulus saja minta semaumu. Sudah ku tahan hampir setahun lebih, nyatanya aku memang tidak nyaman kerja di sana. Kuliah keknya enak ya? Nggak perlu mikir dan ngerasain beban yang hampir tiap hari aku sambatin sama temen.

Ku sempat mikir bahwa keputusanku buat kuliah lagi bakal bisa nata hidupku lebih baik. Nggak ada masalah yang gimana-gimana kek kerja. Paling masalahku cuma terkendala sama tugas doang. Dan paling bisa dengan mudah diselesaikan. Tapi, kenyataanya tidak! Aku semakin jauh dengan diriku sebenarnya. Aku makin nggak bisa fokus dan nggak mengandalkan apa yang ku punya secara maksimal. Aku makin teledor.

Dari awal aku udah janji buat fokus kuliah dan kerja sampingan untuk ngebiayain uang sehari-hariku. Nyatanya itu nggak bertahan penuh, mulai di tahun kedua aku mulai ngandat soal kerja. Yang niat awalnya aku keliling kedai kopi, tempat makan, jajan, dan main adalah sebagai pasokan dana, nyatanya aku terbuai. Aku terbuai dengan dunia yang belum aku jelajahin dan baru kenal di perjalananku itu. Aku makin surut kirim tulisan, di samping itu ada krisis di sana. Makin-makin aku nggak pernah kirim tulisan, tapi aku makin sering main.

Kenyataanya aku memang mendapatkan hal lain, aku sampai sekarang menyebutnya sebagai masa mudaku tumbuh lagi. Hahaa,,,kalau dirasa-rasa terakhir aku ngalamin demikian ketika SMA dan ketemu sahabat dan masa-masa kos. Rasanya enjoy banget, bisa temenan sama orang baru layaknya teman lama. Aku banyak kenal orang baru, banyak interaksi dengan orang baru. Aku juga pernah bahas ini di podcastku saking senannya kenal mereka.

Tapi, aku mulai lalai akan semua hal termasuk kewajibanku. Dan itu makin menjadi di semester kemarin. Aku jarang ke Malang karena memang udah nggak ada kuliah, cuma ngajar doing tapi semiggu cuma 2 kali doang. Sering meet up sama temen, sering ngopi, sering main, dan jajan. Pokoknya semuanya  kesenanganku yang ngebuat aku lupa sama janjiku di awal. Yah, aku tidak pernah menyesal bertemu dan menjalin pertemanan dengan mereka, namun kontrol dari ini nggak ada.

Ada yang datang begitu pula ada yang pergi. Aku mulai tahu akan hal ini. Aku sangat jarang ketemu dan berkomunikasi dengan satu sahabatku. Dia seperti digantikan dengan orang baru ini. Aku sendiri sering mikir kek gini, apakah aku sebutuhnya itu sama mereka? Sampai aku nggak bisa buat melakukan sendiri. Sebegitu ketergantungankah aku dengan teman?

Aku makin jarang kirim tulisan yang niat awal dia sebagai pemasok uang saku keseharianku. Aku makin boros, making nggak kekontrol soal kopi. Aku mulai dan makin candu dengan kopi. Aku bahkan punya niatan buat nyobain berbagai kedai kopi dengan kopi yang mereka tawarkan. Aku makin seneng nulis, makin seneng ngisi blog tapi nggak diimbangi dengan kesenangan buat nulis artikel. Kalau ada tugas aku sering menunda, ini penyakit yang mulai tumbuh di aku dan menganggu sampai sekarang. Padahal aku dulunya nggak kek gini.

Krisisnya lagi, kok aku makin nggak pede buat ngajar ya. Mungkin karena hampir setahun aku sama sekali nggak ngajar, apalagi sebagai tentor. Aku makin menjauh dari dunia yang sebelumnya aku minati. Dulunya aku senang bergelut di dunia itu. Sekarang aku makin krisis diri.

Yah krisis ini akhirnya menumpuk jadi satu. Aku belum bisa fokus sama tesis. Aku makin nggak usaha cari kerja. Aku makin sering main, sering jalan dan jajan. Aku makin boros. Aku makin nggak ada kegiatan. Aku makin jadi manusia yang nggak berguna, yah manusia rebahan. Demikianlah . . . .



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertegur Sapa setelah Sekian Lama

  Mari kita buka lembaran baru!  Siang ini aku sedang berada di kedai kopi langgananku. Hampir setiap hari ke sini. Kalau ke sini pesannya itu-itu mulu, jarang ganti! Selain males mikir mau pesan apa, udah cocok sama menu itu aja. Cuma siang ini aku pesan menu yang udah lama banget enggak aku pesan. Ini pun dah lama banget enggak pesen si kopi satu ini. Beberapa waktu lalu suka pesen menu kopi ini untuk temen melek sih. Yap! Siang ini aku pesan es kopi hitam atau black coffee ice. Ide terbesit ketika berada di kendaraan mikir pen seger-seger gitu. Yaudah pesen ini aja!  Oke kembali ke pernyataan awalku, "Mari kita buka lembaran baru!" Tepatnya sih "aku". Setelah setahun lebih enggak ngeblog, aku mulai dengan tulisan pendek ini ya! Aku memutuskan untuk ngeblog di tempat lain atau di sini ya? Ketika tulisan ini aku buat, aku masih bingung mau unggah di mana. Blogku berdomain sudah hangus sejak tahun lalu. Ketika aku memutuskan untuk enggak memperpanjang domain.  Yap!

Keputusan Terbaik untuk Kembali ke Dunia Bloger

  Memutuskan untuk menulis di blog merupakan satu dari keputusan di hidupku yang aku syukuri. Sudah lama ingin aktif kembali di dunia blogger ini. Setelah setahun lebih aku hanya fokus dengan agenda menulisku di platform lain bahkan porsi terbesarku menulis untuk sebuah pekerjaan. Padahal dulunya aku sering menuliskan hal apapun di blog. Apa yang aku suka dan gemari, ulasan (pribadi dan pekerjaan) pengalamanku, bahkan sampai curhatan.  Bahkan aku menerima beberapa pekerjaan lewat blogku setelah aku mulai aktif dan menekuninya di tahun 2017 an. Sungguh sayang blog yang aku bangun dan rawat dari tahun itu terpaksa harus hangus. Bahkan pula aku berikan tempat bernaung yang layak. Teringat, aku menyisihkan uangku dari hasil nulis artikel di media traveling lokal untuk membeli domain. Memang enggak murah, tapi aku masih ingat betul rasanya. Puas banget bisa memberi rumah blogku kala iti dengan jerih payah dari nulis juga. Setiap tahunnya pun aku masih rajin memperpanjang domain.  Aku masih

Hari Ini Bercerita

  Awalnya sih enggak kepengen nulis, tapi karena kebetulan buka laptop yaudahlah ya sekalian! Sekalian menumpahkan unek-unek di hati dan pikiran karena dah lumayan penuh ya bund!  Salah satunya nih! Tadi di sekolah aku dapat celetukan gini “Jangan Bu, jangan mau jadi mertuanya Bu Vera! Nanti apa-apa ditulis di sosmed, kan suka curhat di sosmed dia!” Dan apa reaksiku? Langsung berubah mukaku, lebih syok gitu! Tahan-tahan mukanya jangan kelihatan sakit hatinya, batinku. Huaaa langsung down seketika itu juga. Langsung tetiba nyalahin diri sendiri dan bergumam dalam hati mengiyakan “Mana aku suka curhat lagi di twitter!” “Salah ya?” Tetiba runtuh aja. Kek mau nampelin omongannya tuh enggak ada daya, tapi kalau diem kerasa banget sakit hatinya. Huaaaa!!!  Memang hampir setiap hari aku bakalan nulis apapun di twitter. Memang bener kata orang-orang tuh, si twitter tuh tempatnya sambat. Enggak tahu kenapa aku lebih bisa jujur di sana. Lebih nyaman cerita dan tentunya sambat.  Numpahin isi ha