Langsung ke konten utama

Ingat! Bukan Kewajiban Kita!



Baru pulang dari nongkrong sama temen-temen. Kalau lagi nongkrong pasti yang dibicarakan tuh banyak hal. Aku yakin kalian kalau lagi sama temen juga gitu. 

Nggak tahu kenapa aku ngerasa kudu emang nyaring banget-banget yang namanya pertemanan. Emang bener makin ke sini, makin bertambahnya usia,  kita  bakal mudah jengah dengan apapun. Termasuk soal drama pertemenan. 

Selama hubungan pertemanan ini masih bisa diambil baiknya satu sama lain, ya jalanin.  Eh juga, intinya mereka nggak merugikan kita ya tetap jalin hubungan. Kita tuh butuh relasi, butuh jaringan buat hidup kita. Kalau masih ada kesempatan untuk berteman, ya berteman saja. Intinya  berteman untuk banyak hal, untuk tahu tentang dunia, untuk nambah wawasan. Kalau mau nyari predikat teman lebih atau bisa disebut "sahabat", ini emang harus dibedakan. 

Aku lagi nggak mau diribetkan dengan drama pertemanan untuk saat ini. Aku belajar banyak hal soal itu sejak aku ketemu orang baru. Ternyata aku nggak sanggup untuk memuaskan banyak orang. Karena begitulah aku, gampang nggak enakan sama orang. Selalu bersikap ada, bersikap bisa untuk mereka. Jadilah, aku dibuat pusing dan stress berkepanjangan soal itu. 

Aku masih inget betul omongan temen, bahwa bukan hak kita membahagian semua orang. Ibaratnya kalau lagi kepengen nongkrong ya keluar. Kalau diri ini lagi kepengen di rumah, ya nggak usah "ngeiyain ajakan temen buat main". Gampang! dan nggak perlu kasih alasan juga ke mereka. Kita nggak ada kewajiban untuk itu. 

Yakan? kita udah pada sama-sama gede. Ya kalau mereka pada nggak setuju atau nggak sepaham sama kita, ya itu nggak salah. Apalagi mereka yang bisa dibilang usia di bawah kita. Mereka punya perjalanan pertemanan sendiri. Dan semua berproses. Itupun, nggak selalu kek gitu. Kita semua punya cerita, punya pengalaman, dan punya cara pandang berbeda untuk hal ini. Tapi, selama kita teguh sama apa yang kita yakini (kalau bener) ya lakuin aja. 

Capek kalau ngurusin orang lain, selalu berupaya untuk tampil baik atau memuaskan setiap mereka. Nggak perlu! Kalau ngerasa itu bakalan jadi kita sakit hati, nambah beban pikiran. itu namanya udah nggak sehat! Berhenti aja!

Ini juga bahan refleksi buat diri sendiri kok  . . . 


Komentar

  1. Hi Kak Vera, kata-kata Kakak jadi refleksi juga untuk diriku yang suka nggak enakan 😅. Aku juga sering mengingatkan diri untuk nggak usah terlalu terbebani akan sesuatu hal karena kita nggak bisa membuat semua orang bahagia, which is kadang sulit karena kita ingin semuanya hepi kan 😂 namun kadang ketika orang lain hepi, kita sendiri malah tersiksa pft
    Mencari circle pertemanan yang cocok dengan diri kita tuh nggak mudah, jadi begitu dapat, dijaga baik-baik haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener kak,,, bgitu dapat sebisa mungkin dan sekuat tenaga bakalan dijaga. Emang nggak mudah buat mengerti satu sama lain :) mksh ya kak sudah berkunjung :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertegur Sapa setelah Sekian Lama

  Mari kita buka lembaran baru!  Siang ini aku sedang berada di kedai kopi langgananku. Hampir setiap hari ke sini. Kalau ke sini pesannya itu-itu mulu, jarang ganti! Selain males mikir mau pesan apa, udah cocok sama menu itu aja. Cuma siang ini aku pesan menu yang udah lama banget enggak aku pesan. Ini pun dah lama banget enggak pesen si kopi satu ini. Beberapa waktu lalu suka pesen menu kopi ini untuk temen melek sih. Yap! Siang ini aku pesan es kopi hitam atau black coffee ice. Ide terbesit ketika berada di kendaraan mikir pen seger-seger gitu. Yaudah pesen ini aja!  Oke kembali ke pernyataan awalku, "Mari kita buka lembaran baru!" Tepatnya sih "aku". Setelah setahun lebih enggak ngeblog, aku mulai dengan tulisan pendek ini ya! Aku memutuskan untuk ngeblog di tempat lain atau di sini ya? Ketika tulisan ini aku buat, aku masih bingung mau unggah di mana. Blogku berdomain sudah hangus sejak tahun lalu. Ketika aku memutuskan untuk enggak memperpanjang domain.  Yap!

Keputusan Terbaik untuk Kembali ke Dunia Bloger

  Memutuskan untuk menulis di blog merupakan satu dari keputusan di hidupku yang aku syukuri. Sudah lama ingin aktif kembali di dunia blogger ini. Setelah setahun lebih aku hanya fokus dengan agenda menulisku di platform lain bahkan porsi terbesarku menulis untuk sebuah pekerjaan. Padahal dulunya aku sering menuliskan hal apapun di blog. Apa yang aku suka dan gemari, ulasan (pribadi dan pekerjaan) pengalamanku, bahkan sampai curhatan.  Bahkan aku menerima beberapa pekerjaan lewat blogku setelah aku mulai aktif dan menekuninya di tahun 2017 an. Sungguh sayang blog yang aku bangun dan rawat dari tahun itu terpaksa harus hangus. Bahkan pula aku berikan tempat bernaung yang layak. Teringat, aku menyisihkan uangku dari hasil nulis artikel di media traveling lokal untuk membeli domain. Memang enggak murah, tapi aku masih ingat betul rasanya. Puas banget bisa memberi rumah blogku kala iti dengan jerih payah dari nulis juga. Setiap tahunnya pun aku masih rajin memperpanjang domain.  Aku masih

Hari Ini Bercerita

  Awalnya sih enggak kepengen nulis, tapi karena kebetulan buka laptop yaudahlah ya sekalian! Sekalian menumpahkan unek-unek di hati dan pikiran karena dah lumayan penuh ya bund!  Salah satunya nih! Tadi di sekolah aku dapat celetukan gini “Jangan Bu, jangan mau jadi mertuanya Bu Vera! Nanti apa-apa ditulis di sosmed, kan suka curhat di sosmed dia!” Dan apa reaksiku? Langsung berubah mukaku, lebih syok gitu! Tahan-tahan mukanya jangan kelihatan sakit hatinya, batinku. Huaaa langsung down seketika itu juga. Langsung tetiba nyalahin diri sendiri dan bergumam dalam hati mengiyakan “Mana aku suka curhat lagi di twitter!” “Salah ya?” Tetiba runtuh aja. Kek mau nampelin omongannya tuh enggak ada daya, tapi kalau diem kerasa banget sakit hatinya. Huaaaa!!!  Memang hampir setiap hari aku bakalan nulis apapun di twitter. Memang bener kata orang-orang tuh, si twitter tuh tempatnya sambat. Enggak tahu kenapa aku lebih bisa jujur di sana. Lebih nyaman cerita dan tentunya sambat.  Numpahin isi ha