Langsung ke konten utama

Putra Sang Fajar di Bumi Bung Karno

Blitar merupakan kota kecil dengan sejuta mutiara dan sejarahanya. Mengapa demikian? telah banyak kita ketahui Blitar memberikan makna atau saksi sejarah dengan beradanya makam Presiden Pertama kita Bapak Ir Soekarno. Maka dari itu Blitar juga dikenal sebagai Bumi Bung Karno atau biasa disebut juga Kota Patria. Kota tempat bersemayamnya pejuang-pejuang ndonesia yang tak lain adalah Putra Sang Fajar julukan Bung Karno. Kali ini kita akan mengenal sejarah dan menembus ruang untuk lebih dekat mengenal Putra Sang Fajar.
Ya jika kalian berkunjung ke Blitar sangat mengecewakan jika kalian tak mengunjungi salah satu tempat bersejarah bangsa Indonesia yaitu dikenal dengan Makam Bung Karno. Kalian tak hanya sekedar dapat berzirah, tetapi kalian juga dapat menyelami dan mengenal lebih dekat sosok beliau. Di kawasan Makam Bung Karno ini, terdapat Perpustakaan Nasional yang cukup banyak menyimpan banyak koleksi, tentunya catatan sejarah serta buku-buku pengetahuan lainnya. Tak kalah pentingnya, jika kalian berkunjung kesini mampirlah dan tengoklah sejarah di Musium Bung Karno. Ya kawasan makam, perpustakaan, serta musium berada dalam satu kompleks.
Kali ini kita haruslah mengenal sosok Bapak kita, Bapak pertama bangsa Indonesia. Mungkin dari kalian masih ada yang belum mengetahui seluk beluk musium Bung Karno. Kesan musium yang kuno tidak terasa di area ini. Bangunan musium yang kokoh, bersih, dan nyaman tak akan menghentikan langkah kita untuk masukinya. Sebelum memasuki musium, kita disuguhi patung Bung Karno yang sedang duduk yang cukup besar berada di tengah bangunan antara perpustakaan dan musium. Ada satu hal yang sangat menarik perhatian khalayak ramai yaitu lukisan berdetak. Ya lukisan Bung Karno yang cukup besar ini dipajang di depan tepat kita memasuki ruangan. Mengapa dikatakan berdetak, karena jika kita lihat dengan seksama lukisan Bung Karno ini berdetak tepat di lukisan jantung Bung Karno. Cobalah tengok dari pinggir lukisan, terlihat lukisan tersebut bergerak seakan terlihat ia berdetak.
Lukisan Bung Karno Berdetak 
Koleksi lainnya yang tak kalah menakjubkan adalah yaitu lembaran uang tahun cetak 1964 yang masih tersimpan apik. Konon katanya uang ini berbeda dengan uang lainnya mengapa demikian? Koleksi uang ini yaitu dapat  melipat bila diletakkan di atas telapak tangan orang-orang tertentu. Wah menakjubbkan sekali bukan. Selain itu, kita juga dapat melihat koleksi jas Bung Karno yang masih telihat keasliannya. Tak kalah menakjubkannya yaitu koleksi-koleksi fotografi perjalan Bung Karno yang dipajang teratur dan terapi. Sontak dapat membawa kita ke masa lampau dimana sosok manusia pilihan telah lahir dan menuju Bangasa Indonesia merdeka. Maka jika kalian berkunjung ke Blitar, tiliklah Bapak kita dengan menyelami sejarahnya dengan berkunjung ke Musim Bung Karno Kota Blitar.
Koleksi Uang Unik Di Musium Bung Karno 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertegur Sapa setelah Sekian Lama

  Mari kita buka lembaran baru!  Siang ini aku sedang berada di kedai kopi langgananku. Hampir setiap hari ke sini. Kalau ke sini pesannya itu-itu mulu, jarang ganti! Selain males mikir mau pesan apa, udah cocok sama menu itu aja. Cuma siang ini aku pesan menu yang udah lama banget enggak aku pesan. Ini pun dah lama banget enggak pesen si kopi satu ini. Beberapa waktu lalu suka pesen menu kopi ini untuk temen melek sih. Yap! Siang ini aku pesan es kopi hitam atau black coffee ice. Ide terbesit ketika berada di kendaraan mikir pen seger-seger gitu. Yaudah pesen ini aja!  Oke kembali ke pernyataan awalku, "Mari kita buka lembaran baru!" Tepatnya sih "aku". Setelah setahun lebih enggak ngeblog, aku mulai dengan tulisan pendek ini ya! Aku memutuskan untuk ngeblog di tempat lain atau di sini ya? Ketika tulisan ini aku buat, aku masih bingung mau unggah di mana. Blogku berdomain sudah hangus sejak tahun lalu. Ketika aku memutuskan untuk enggak memperpanjang domain.  Yap!

Keputusan Terbaik untuk Kembali ke Dunia Bloger

  Memutuskan untuk menulis di blog merupakan satu dari keputusan di hidupku yang aku syukuri. Sudah lama ingin aktif kembali di dunia blogger ini. Setelah setahun lebih aku hanya fokus dengan agenda menulisku di platform lain bahkan porsi terbesarku menulis untuk sebuah pekerjaan. Padahal dulunya aku sering menuliskan hal apapun di blog. Apa yang aku suka dan gemari, ulasan (pribadi dan pekerjaan) pengalamanku, bahkan sampai curhatan.  Bahkan aku menerima beberapa pekerjaan lewat blogku setelah aku mulai aktif dan menekuninya di tahun 2017 an. Sungguh sayang blog yang aku bangun dan rawat dari tahun itu terpaksa harus hangus. Bahkan pula aku berikan tempat bernaung yang layak. Teringat, aku menyisihkan uangku dari hasil nulis artikel di media traveling lokal untuk membeli domain. Memang enggak murah, tapi aku masih ingat betul rasanya. Puas banget bisa memberi rumah blogku kala iti dengan jerih payah dari nulis juga. Setiap tahunnya pun aku masih rajin memperpanjang domain.  Aku masih

Hari Ini Bercerita

  Awalnya sih enggak kepengen nulis, tapi karena kebetulan buka laptop yaudahlah ya sekalian! Sekalian menumpahkan unek-unek di hati dan pikiran karena dah lumayan penuh ya bund!  Salah satunya nih! Tadi di sekolah aku dapat celetukan gini “Jangan Bu, jangan mau jadi mertuanya Bu Vera! Nanti apa-apa ditulis di sosmed, kan suka curhat di sosmed dia!” Dan apa reaksiku? Langsung berubah mukaku, lebih syok gitu! Tahan-tahan mukanya jangan kelihatan sakit hatinya, batinku. Huaaa langsung down seketika itu juga. Langsung tetiba nyalahin diri sendiri dan bergumam dalam hati mengiyakan “Mana aku suka curhat lagi di twitter!” “Salah ya?” Tetiba runtuh aja. Kek mau nampelin omongannya tuh enggak ada daya, tapi kalau diem kerasa banget sakit hatinya. Huaaaa!!!  Memang hampir setiap hari aku bakalan nulis apapun di twitter. Memang bener kata orang-orang tuh, si twitter tuh tempatnya sambat. Enggak tahu kenapa aku lebih bisa jujur di sana. Lebih nyaman cerita dan tentunya sambat.  Numpahin isi ha