Langsung ke konten utama

Kak Simak Hafalan Surat-Surat Pendekku


Hari itu Nara sedang berpuasa dan cuaca terik sedikit menguras tenaganya. Dahaga sangat terasa di tenggorakknya dan ia pun segera berbaring di kamarnya. Dia berniat tidur hingga menjelang berbuka. Lapar dan dahaga sukses mengantarkannya dalam mimpi yang cukup panjang, pulas melegakan. Samar-samar dia mendengar namanya dipanggil-panggil, tak lain adalah ponakannya Aisha.
“Budhe, mbak Nara dimana.Aku mau belajar, aku mau les”, teriakknya buru.
“Mbak Naranya lagi tidur, kan belajar rutinnya tiap malam?”, tanya ibukku balik
“Aku mau belajar hafalan surat-surat pendek Budhe, nanti di tempatku ngaji ada ujian. Mbak Nara tidur dimana?”, Aisha berburu menyusuri rumah. Nara sendiri lebih sering tidur di kamar tamu daripada kamarnya sendiri, jadi tak heran Aisha mencari-carinya.
Sontak Nara mulai mendengar suara Aisha semakin keras, tapi dia sudah tak ingin diganggu. Nara tetap ingin menuntaskan tidur siangnya. Hingga Aisha membuka pintu kamar.
“Mbak Nara ajarin aku baca, simak bacaan surat-surat pendekku,” katanya menggebu-gebu.
Memang Nara, dia tak bisa mengusir ego dan mencoba berdamai dengan lelahnya. Sebenarnya ia ingin sekali menyimak ponakannya, tapi dia sudah dikalahkan kemalasannya. Dengan sahutan pendek dia menjawab, “Yawis hafalan aja”.
Sampai terdengarkan suara adzan magrib tanda berbuka puasa. Setelah sholat magrib, Nara segera berbuka. Ketika di tengah menguyah Nara baru teringat tentang Aisha.
“Aisha tadi jadi hafalan tidak ya? oh tidak aku terlalu mengantuk sampai ia tak menghiraukannya”.Nara merasa menyesal dengan apa yang diperbuatnya. Padahal adiknya jelas-jelas meminta bantuannya, tapi ia sendiri berpaling dan memilih melanjutkan dirinya.
“Mbak Nara nggak melek sih, ya udah aku tinggal aja,” ungkapnya.
“Kan Mbak Nara bilang, hafalan aja. Ee kamunya malah pergi.”
Aisha hanya tersenyum,”aku tadi sudah berhasil kok hafalan surat pendekku.” Sekita Narapun merasa bersalah dan sangat menyesal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertegur Sapa setelah Sekian Lama

  Mari kita buka lembaran baru!  Siang ini aku sedang berada di kedai kopi langgananku. Hampir setiap hari ke sini. Kalau ke sini pesannya itu-itu mulu, jarang ganti! Selain males mikir mau pesan apa, udah cocok sama menu itu aja. Cuma siang ini aku pesan menu yang udah lama banget enggak aku pesan. Ini pun dah lama banget enggak pesen si kopi satu ini. Beberapa waktu lalu suka pesen menu kopi ini untuk temen melek sih. Yap! Siang ini aku pesan es kopi hitam atau black coffee ice. Ide terbesit ketika berada di kendaraan mikir pen seger-seger gitu. Yaudah pesen ini aja!  Oke kembali ke pernyataan awalku, "Mari kita buka lembaran baru!" Tepatnya sih "aku". Setelah setahun lebih enggak ngeblog, aku mulai dengan tulisan pendek ini ya! Aku memutuskan untuk ngeblog di tempat lain atau di sini ya? Ketika tulisan ini aku buat, aku masih bingung mau unggah di mana. Blogku berdomain sudah hangus sejak tahun lalu. Ketika aku memutuskan untuk enggak memperpanjang domain.  Yap!

Keputusan Terbaik untuk Kembali ke Dunia Bloger

  Memutuskan untuk menulis di blog merupakan satu dari keputusan di hidupku yang aku syukuri. Sudah lama ingin aktif kembali di dunia blogger ini. Setelah setahun lebih aku hanya fokus dengan agenda menulisku di platform lain bahkan porsi terbesarku menulis untuk sebuah pekerjaan. Padahal dulunya aku sering menuliskan hal apapun di blog. Apa yang aku suka dan gemari, ulasan (pribadi dan pekerjaan) pengalamanku, bahkan sampai curhatan.  Bahkan aku menerima beberapa pekerjaan lewat blogku setelah aku mulai aktif dan menekuninya di tahun 2017 an. Sungguh sayang blog yang aku bangun dan rawat dari tahun itu terpaksa harus hangus. Bahkan pula aku berikan tempat bernaung yang layak. Teringat, aku menyisihkan uangku dari hasil nulis artikel di media traveling lokal untuk membeli domain. Memang enggak murah, tapi aku masih ingat betul rasanya. Puas banget bisa memberi rumah blogku kala iti dengan jerih payah dari nulis juga. Setiap tahunnya pun aku masih rajin memperpanjang domain.  Aku masih

Hari Ini Bercerita

  Awalnya sih enggak kepengen nulis, tapi karena kebetulan buka laptop yaudahlah ya sekalian! Sekalian menumpahkan unek-unek di hati dan pikiran karena dah lumayan penuh ya bund!  Salah satunya nih! Tadi di sekolah aku dapat celetukan gini “Jangan Bu, jangan mau jadi mertuanya Bu Vera! Nanti apa-apa ditulis di sosmed, kan suka curhat di sosmed dia!” Dan apa reaksiku? Langsung berubah mukaku, lebih syok gitu! Tahan-tahan mukanya jangan kelihatan sakit hatinya, batinku. Huaaa langsung down seketika itu juga. Langsung tetiba nyalahin diri sendiri dan bergumam dalam hati mengiyakan “Mana aku suka curhat lagi di twitter!” “Salah ya?” Tetiba runtuh aja. Kek mau nampelin omongannya tuh enggak ada daya, tapi kalau diem kerasa banget sakit hatinya. Huaaaa!!!  Memang hampir setiap hari aku bakalan nulis apapun di twitter. Memang bener kata orang-orang tuh, si twitter tuh tempatnya sambat. Enggak tahu kenapa aku lebih bisa jujur di sana. Lebih nyaman cerita dan tentunya sambat.  Numpahin isi ha